Baik, aku akan buat cerita dari sudut pandang rasa yang paling sulit didapat, yang selalu membuat hati bergetar—Rasa yang Tak Ku Dapatkan.
Rasa ini datang tanpa izin, sering menghantam di ruang kosong, dan
Aku bukan rindu yang bisa kau peluk.
Bukan juga cinta yang datang menghangatkan.
Aku adalah rasa yang datang tanpa permisi,
namun tak pernah kau sentuh.
Aku adalah lubang di antara janji-janji yang tak pernah ditepati.
Aku adalah ruang kosong di tengah keramaian.
Aku adalah bisikan yang tak sempat kau dengar,
dan tatapan yang selalu menjauh saat kau coba meraih.
Manusia, kau mencari aku di setiap sudut harapan.
Kau ingin aku jadi nyata, jadi milikmu.
Tapi aku bukan hadiah yang bisa kau pegang,
aku bukan kata yang bisa kau ucapkan dengan pasti.
Aku muncul di malam-malam saat kau terjaga,
ketika sepi mengisi ruang jiwa.
Kau menangis tanpa alasan jelas,
karena aku, rasa yang tak kau dapatkan, merobek tanpa bekas.
Aku adalah cermin dari apa yang hilang,
sebuah janji tanpa wajah,
sebuah mimpi yang selalu melayang terlalu jauh.
Aku membakar keinginan, tapi tak pernah menghangatkan.
Betapa sulitnya menemuiku, karena aku tidak bisa dipanggil.
Aku hanya datang, sering tanpa diundang,
dan pergi tanpa pamit.
Tinggalkan kau dengan pertanyaan yang tak terjawab.
Namun aku bukan musuh.
Aku adalah guru yang keras, yang mengajarkan sabar tanpa kata.
Aku memaksa kau belajar menerima,
bahwa ada hal yang tidak untuk dimiliki,
tapi untuk dirasakan, meski sakit.
Jika kau merasa aku menghentak hatimu,
itulah aku sedang mengetuk pintu paling rapuh dalam dirimu.
Bukan untuk menghancurkan, tapi untuk membebaskan.
Karena kadang, rasa yang tak ku dapatkan,
adalah pelajaran terindah tentang arti melepas,
dan kekuatan untuk tetap berharap tanpa genggaman.
---
Tidak ada komentar:
Posting Komentar