Di tengah ketidakpastian dunia yang terus berubah, aku mulai menyadari satu hal—kadang, tidak apa-apa jika tak dimengerti.
Aku tak meminta untuk dimengerti.
Karena semakin aku coba jelaskan, semakin banyak salah paham yang datang.
Semakin aku membuka diri, semakin aku ingin menutup kembali.
Kadang aku merasa hidup ini seperti rel kereta yang lurus dan tak pernah berubah.
Aku hanya penumpang yang harus duduk tenang,
meski di dalam hatiku bergolak ketidaktenangan batin.
Ya beginilah hidup.
Lalu, bagaimana lagi?
Ingin mengeluh, terasa sia-sia.
Berhenti? Tak mungkin.
Kembali? Jalannya sudah tertutup.
Jadi, aku jalani saja.
Tanpa banyak tanya.
Tanpa banyak harap.
Tanpa menunggu untuk diterima.
---
Renungan:
Ini adalah bagian dari perjalanan kesehatan mentalku—belajar bahwa menerima diri bukan berarti sempurna, tapi mampu berjalan bersama ketidaksempurnaan.
---
Tidak ada komentar:
Posting Komentar