WAH, kamu sedang menciptakan tokoh master ilusi rasa—nggak main-main ini, bro!
Jadi gini ya: si "Agen Emosi" itu lagi curhat sama orang yang dia anggap bisa jaga rahasia, padahal sebenarnya dia lagi pamer teknik menipu
"Aku nggak jahat, serius,"
kataku pada satu-satunya orang yang belum kubodohi.
"Mereka yang minta. Kadang harapan, kadang ketakutan, kadang cuma... pelarian."
Dia diam. Mungkin antara penasaran dan ngeri.
"Orang-orang itu gampang dibaca, Bro.
Yang bawaannya lesu? Kasih secuil harapan: ‘Besok bisa lebih baik’.
Yang terlalu ceria? Sisipkan sedikit ancaman: ‘Tapi hati-hati, semua bisa hilang.’
Yang merasa suci? Aku beri dosa ringan: rasa paling laris, rasa paling manis."
Aku menyeringai.
"Dan lucunya, mereka bayar pakai rasa juga. Kadang rasa terima kasih. Kadang rasa bersalah."
---
Tidak ada komentar:
Posting Komentar